Rabu, 17 Februari 2016
Selasa, 16 Februari 2016
Macam-macam tali temali
Dalam kehidupan sehari-hari kita kenal yang namanya simpul, ikatan.
Simpul adalah hubungan antara tali dengan tali. Ikatan adalah hubungan
antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan
sebagainya. Pada kesempatan ini saya memposting simpul-simpul saja yang
berkaitan dengan kegiatan SRT, climbing, rafting, caving, mountenering
dll.
Dalam tali-temali, kita sering mencampur adukan antara tali, simpul dan
ikatan. Hal ini sebenarnya beda sekali berikut ini perbedaanya :
Overhand Knot/simpul tunggal
- TALI : Bendanya
- SIMPUL : Antara Tali dan Tali
- IKATAN : Tali dengan benda lain ( Seumpamanya benda kayu atau yang lainya )
Overhand Knot/simpul tunggal
Merupakan simpul paling dasar dan umumnya dipakai sebagai pengunci bagi
sebuah simpul utama. Atau membuatnya dengan dua kali putaran (double overhand knot)
Single Figure of Eight
Simpul Figure-of-Eight fungsinya tidak jauh berbeda dengan Simpul
Tunggal. Penggunaan utamanya sebagai simpul stopper dibuat pada ujung
tali saat rapelling terutama pada jalur vertikal. Simpul Fishermans atau Double Overhand cocok sebagai simpul kancingan.
Ada dua cara membuat figure of eight.
Memakai cara yang pertama ketika rencananya memakai karabiner, kedua
ketika Anda mau ikat tali langsung dengan harnes atau barang lain.
Figure of Eight Follow
Diawali dengan membuat Single of Eight, yang kemudian dikaitkan pada anchor atau harnes, Cara ini dikenal dengan threaded system. yaitu dengan mengikuti simpul yang telah dibuat sebelumnya.
Figure of Eight Knot
Jenis simpul delapan ini dibuat dengan cara menggandakan tali utama,
digunakan hanya karabiner, sedang untuk anchor atau harness dibuat
dengan cara threaded system.
Kebiasaan methode ini cocok untuk mengikat tali langsung dengan harnes.
Heaving Living Knot.
Berfungsi agar laju tali pada descender yang tak terkontrol oleh abseiller dapat tertahan pada ujung tali yang telah disimpul.
LOOP
Adalah simpul yang berbentuk bundel (loop) dimana yang dikaitkan adalah bundelnya, antara lain;
Overhand Loop
Umumnya dibuat agar dapat menahan laju tali pada descender, saat
abseiller tak mampu mengontrol laju pergeseran tali ketika ia terjatuh
sampai bagian ujung tali.
Figure of Nine Knot
Walaupun kuat simpul ini jarang digunakan , karena bila telah terbebani dengan beban yang berat sukar diuraikan
Bowline Knot
Lebih dikenal sebagai simpul kambing, karena diadaptasi karena
kegunaannya yaitu mengikat hewan peliharaan. Simpul inipun dikembangkan
menjadi Mountaineering Bowline yang mempunyai double ring dan juga
French Bowline yang mempunyai doubel loop (on the bight).
atau
Bowline’s Climber
Cara pembuatannya tidak jauh beda dengan Bowline Knot, yang membedakan
hanyalah bahwa simpul ini lebih cepat dalam pembuatannnya.
HITCH
Adalah simpul yang umumnya dikaitkan pada karabiner atau titik tambat (anchor point), antara lain;
Italian Hitch Atau Munter Hitch
Simpul ini dipakai sebagai simpul untuk mengamankan seorang pemanjat. ketika pemanjat terjatuh belayer dengan sigap, membuat Mule Knot, pada bagian tali yang dipakai sebagai pengerem. Ketika pemanjat telah aman dengan mudah belayer dapat mudah melepaskan simpul Mule ini.
Simpul ini dipakai sebagai simpul untuk mengamankan seorang pemanjat. ketika pemanjat terjatuh belayer dengan sigap, membuat Mule Knot, pada bagian tali yang dipakai sebagai pengerem. Ketika pemanjat telah aman dengan mudah belayer dapat mudah melepaskan simpul Mule ini.
Anchor Hitch
Simpul ini mudah dibuat namun jarang digunakan untuk kegiatan yang beresiko tinggi, seperti rock climbing dan lainnnya
.
Clove Hitch
Dikenal sebagai simpul pangkal. Pada Rock Climbing dipakai oleh Belayer
untuk mengamankan dirinya, yang ditempatkan pada anchor points. Bagian
satunya terhubung kepada pemanjat melalui alat belaying.
Simpul ini akan sangat mudah dilepaskan dengan kita menarik bagian tali
satunya, yang bukan merupakan bagian tali yang terulur untuk beban.
Dikenal juga dengan nama Quick Release Knot
Timber Hitch
Umumnya dipakai saat berkemah, misal untuk menarik batang kayu yang cukup berat.
Mule Hitch
Hanya dengan menarik simpul penguncinya, simpul ini akan dengan mudahnya
dilepaskan. Umunya dibuat dengan dipadukan dengan Italian Hitc/Munter
Hitch, sebagai simpul pengaman sementara yang mudah dilepaskan.
Tautline Knot
Simpul ini dikaitkan pada patok buatan atau anchor-anchor alami. Namun cenderung membuat tali agak terpelintir
Sumber berasal dari beberapa sumber baik lisan tulisan dan juga gambar.
Jumat, 12 Februari 2016
Tips memilih tas carrier / tas gunung
Ransel
atau tas carrier untuk kegiatan alam bebas dan pendakian gunung khususnya sudah
seharusnya selaras dengan kegiatan kita, bukan malah nantinya menjadikan beban
kita yang tak semestinya. Banyak di jual di pasaran aneka macam tas ransel
untuk kegiatan alam bebas, dan dengan harga yang beraneka warna, tentu tak
semua pas dengan kondisi kita nantinya dalam berkegiatan. Nah, ada cara
memilih ransel untuk kegiatan alam bebas kita.
1.
Ukuran
tubuh ( panggul sampai pundak )
Untuk mendapatkan ransel yang pas, harus diketahui panjang
dari tubuh. Caranya, ukurlah dari tulang punggung yang ke tujuh ( Tulang yang
menonjol tepat dibawah tekuk / leher bagian belakang ) kebawah mengikuti kontur
tulang punggung sampai ke titik bawah antara tulang pinggul. Cek kedua sisi
pinggang. Saat mencoba ransel, pastikan kedua belah ikat pinggangnya berada
pada posisi yang pas, tepat pada tonjolan tulang pinggang, bukan pada pinggang.
Berat secara keseluruhan akan ditahan oleh ikat pinggang ransel, jadi pastikan
posisinya nyaman dan pas tanpa tergeser.
2.
Latihlah
dengan sabar.
Ransel merupakan peralatan yang sangat penting, jadi
sediakanlah waktu yang cukup saat memilihnya. Sebelum meninggalkan toko,
masukan seluruh perlengkapan yang biasa dibawa kedalam duffel bag.
dan masukan kedalam ransel yang akan dibeli, lalu cobalah memakai ransel itu
berjalan disekitar toko selama kira – kira 20 menit. Ini untuk memastikan
peralatan pas didalamnya dan ransel bisa menampung berat secara baik dan
nyaman.
3.
Berbaiklah
pada diri sendiri.
Belilah ransel terbaik yang bisa dan mampu dibeli, selama
itu cocok dan pas. ketahanan dan kwalitas sebenarnya berada pada posisi setelah
kenyamanan yang merupakan poin yang paling penting. buat apa membeli ransel
yang berkwalitas dan bermutu hebat akan tetapi ukurannya tidak cocok bagi diri
sendiri.
4.
Kenalilah
berat yang akan dibawa
Tentukan apa dan bagaimana yang akan dibawa. Lamanya waktu
perjalanan, 1 atau 2 malam. Apakah akan hiking di musim hujan? atau untuk
perjalanan pendek di musim panas, mungkin hanya akan membutuhkan ransel kecil
saja. Akan tetapi jika perjalanan ke gunung salju, akan lebih membutuhkan
kapasitas dan tambahan tempat untuk menempatkan peralatan external.
5.
Kenali
jalan setapaknya
Jika berencana untuk menempuh jalur pendakian yang melewati
jalan setapak yang terawat rapi, Jenis ransel dengan external frame mungkin
akan jadi pilihan yang baik juga. Akan tetapi jika kondisi jalan setapak lebih
berat dan kondisi medannya juga berat dimana faktor keseimbangan sangat
diperlukan, maka ransel dengan jenis internal frame akan lebih nyaman dipakai.
6.
Pikirkan
perubahan yang mungkin terjadi
Jika akan mendaki dengan sistem pendakian
ke puncak setelah mendirikan tenda di setengah atau seperempat
bagian menuju puncak. Maka pikirkan juga untuk memilih ransel yang bisa dirubah
ukurannya menjadi ukuran daypack.
7.
hormatilah
tabiatmu yang kadang aneh.
Ransel tidak ubahnya seperti pacar atau istri, jadi tidak
seharusnya jika berharap setelah mendapatkanya akan merubah kebiasaan yang
buruk. Jika mempunyai personal moto “ Tempat untuk semuanya dan
semuanya didalam tempatnya.” maka pilihlah ransel yang banyak kantongnya.
Jika ingin mengambil botol air saat berjalan, jangan pilih ransel yang
mempunyai kantong yang jauh dari jangkauan, yang akan membuat frustasi saat
akan menjakau sesuatu didalamnya.
8.
Rencanakan
dengan teman.
Jika akan mendaki dengan teman atau dengan grup, hitunglah
berapa perlengkapan grup ( tenda, kompor, makanan, dll ) yang akan dibawa.
Kemudian belilah ransel yang cocok dengan berat jatah anda.
dan yang sesuai dengan kebutuhan pendakian.
9.
Pikirkan
tempat minuman
Jika anda menyukai jenis tempat minuman yang bertipe
hydration tube, maka carilah ransel yang sudah terbuat menyatukan hydration
tube dengan ransel atau bisa juga memilih ransel yang mempunyai
kantong disisi bawahnya yang pas dengan ukuran sebuah botol minum.
Sebagai tambahan usahakan untuk memilih tas yang bagian
bawahnya bisa dibuka. Hal ini agar memudah kan kita mengambil barang yang
terdapat di bagian bawah pada tas. Pilihlah warna tas yang mencolok sehingga
ketika kita berkegiatan di alam terbuka kita dapat mudah terlihat.
Semoga beberapa tips di atas bisa membantu kita dalam meilih
dan memilah kebutuhan kita akan tas. Sehingga membuat kita nyaman dalam
melakukan kegiatan di alam terbuka.
Sumber dari beberapa sumber baik lisan maupun tulisan dan juga gambar .
Sumber dari beberapa sumber baik lisan maupun tulisan dan juga gambar .
Isi P3K yang wajib dibawa
Apa yang harus ada dalam kotak P3K? Sebagian besar para petualang sering
tidak melupakan membawa kotak P3K dalam peralatan petualangannya.
Tetapi sebagian besar pula banyak yang tidak tahu isi yang harus ada
atau juga asal ada kotak P3K tersebut dalam bawaan mereka. Apabila
demikian, mereka tidak peduli dengan keselamatan dan perawatan pertama
dalam kecelakaan di alam bebas. Padahal, keberadaan kotak P3K penting
dalam kegiatan petualangan.
Kita memang tidak mengharap sesuatu yang buruk terjadi, tapi sebaiknya kita mempersiapkan diri jika suatu saat terjadi kecelakaan. Kemudian, apa yang harus ada dalam kotak P3K?
Sebenarnya tidak ada pedoman baku mengenai barang atau obat apa saja yang harus ada di situ, namun daftar berikut ini bisa anda jadikan patokan sederhana untuk mengisi dengan barang atau obat apa saja yang harus ada dalam kotak P3K ini.
* Kassa steril
* Plester perekat
* Perban berperekat berbagai ukuran
* Perban elastis
* Tissue antiseptic
* Sabun
* Salep / Krim Antibiotik
* Cairan Antiseptic ( misalnya cairan hydrogen peroksida )
* Salep / Krim yang mengandung hidrokortison 1%
* Obat pereda nyeri ( misalnya paracetamol / ibuprofen )
* Obat - obatan resep dokter yang biasa digunakan oleh anggota keluarga
* Pinset
* Gunting tajam
* Peniti
* Lotion yang mengandung Calamine
* Kapas beralkohol
* Alkohol 70%
* Termometer badan
* Sarung tangan karet
* Senter dengan baterai tambahan
* Daftar nomor telepon untuk keadaan darurat
* Buku petunjuk cara memberikan P3K
Selain itu, usahakan kotak P3K terbuat dari bahan yang ringan, tetapi kuat, mudah dibawa, berwarna cerah dan tidak mudah air masuk.
Ada baiknya juga jika anda paham benar tentang cara memberikan P3K yang benar. Akan percuma kalau anda mempunyai sarana yang bagus tapi tidak tahu teknik dasar P3K. Jika anda sudah memahaminya, ajaklah juga teman anggota tim perjalanan yang lain untuk mempelajarinya, sehingga mereka tidak sepenuhnya tergantung pada anda. Kemudian, anda juga perlu memeriksa keadaan barang dan obat - obatan dalam kotak P3K anda itu. Jangan sampai anda membawa obat yang kadaluwarsa.
Sumber berasal dari beberapa sumber baik lisan maupun tulisan dan juga gambar .
Kita memang tidak mengharap sesuatu yang buruk terjadi, tapi sebaiknya kita mempersiapkan diri jika suatu saat terjadi kecelakaan. Kemudian, apa yang harus ada dalam kotak P3K?
Sebenarnya tidak ada pedoman baku mengenai barang atau obat apa saja yang harus ada di situ, namun daftar berikut ini bisa anda jadikan patokan sederhana untuk mengisi dengan barang atau obat apa saja yang harus ada dalam kotak P3K ini.
* Kassa steril
* Plester perekat
* Perban berperekat berbagai ukuran
* Perban elastis
* Tissue antiseptic
* Sabun
* Salep / Krim Antibiotik
* Cairan Antiseptic ( misalnya cairan hydrogen peroksida )
* Salep / Krim yang mengandung hidrokortison 1%
* Obat pereda nyeri ( misalnya paracetamol / ibuprofen )
* Obat - obatan resep dokter yang biasa digunakan oleh anggota keluarga
* Pinset
* Gunting tajam
* Peniti
* Lotion yang mengandung Calamine
* Kapas beralkohol
* Alkohol 70%
* Termometer badan
* Sarung tangan karet
* Senter dengan baterai tambahan
* Daftar nomor telepon untuk keadaan darurat
* Buku petunjuk cara memberikan P3K
Selain itu, usahakan kotak P3K terbuat dari bahan yang ringan, tetapi kuat, mudah dibawa, berwarna cerah dan tidak mudah air masuk.
Ada baiknya juga jika anda paham benar tentang cara memberikan P3K yang benar. Akan percuma kalau anda mempunyai sarana yang bagus tapi tidak tahu teknik dasar P3K. Jika anda sudah memahaminya, ajaklah juga teman anggota tim perjalanan yang lain untuk mempelajarinya, sehingga mereka tidak sepenuhnya tergantung pada anda. Kemudian, anda juga perlu memeriksa keadaan barang dan obat - obatan dalam kotak P3K anda itu. Jangan sampai anda membawa obat yang kadaluwarsa.
Sumber berasal dari beberapa sumber baik lisan maupun tulisan dan juga gambar .
Penanganan kecelakaan di alam liar
Saat berpetualang di luar ruangan, kecelakaan kecil sering dan mudah
terjadi. Dan sangat penting bagi Anda untuk mengetahui tindakan apa yang
harus dilakukan jika Anda atau teman Anda mengalami kecelakaan ringan.
Dan berikut ini tentang 7 tips P3K dasar saat berpetualang yang di ambil
dari 'Lonely Planet's Book of Everything' yang dikutip News Australia.
Ada beberapa barang P3K yang penting dibawa saat berpetualang. Beberapa di antaranya adalah plester, krim atau kapas antiseptik, aspirin, lotion calamine, kapas steril, alkohol untuk luka luar, gunting, senter, dan penjepit.
1. Mimisan
Jika Anda atau partner petualangan mimisan, cobalah duduk. Perlahan, dongakkan kepala ke atas dan biarkan mulut Anda terbuka. Menggunakan tangan, jepit bagian bawah lubang hidung dan tahan sekitar 15 menit. Bernafaslah lewat mulut.
Longgarkan jepitan perjalan. Jangan pegang area hidung selain bagian bawah, dan tetaplah bernafas lewat mulut. Kalau 20 menit kemudian mimisan belum juga berhenti, coba cari pertolongan medis.
2. Cegukan
Walaupun bukan penyakit yang fatal, cegukan kerap mengganggu para petualang. Untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat cegukan, cara dasar yang ampuh adalah menstimulasi diafragma sendiri.
Tarik nafas panjang dari hidung, tahan sekitar 5 detik, kemudian keluarkan perlahan dari mulut. Perbanyak minum air putih, namun jangan sekali tenggak. Minum sedikit demi sedikit dan telan pelan - pelan.
3. Luka bakar kecil
Lepaskan segala hal yang menempel dengan luka bakar. Kalau lukanya di tangan maka lepaskan jam tangan, gelang, atau cincin. Kalau berada di bagian yang tertutup baju, coba lepas atau sobek di bagian luka bakar.
Basuh atau diamkan luka bakar di air dingin yang mengalir, sungai yang jernih misalnya, selama beberapa menit. Ambil kain, celupkan ke air dingin lalu kompres sampai sakitnya berkurang. Setelah itu, baru bersihkan luka bakar kecil dengan kain bersih, atau steril jika memungkinkan.
4. Luka bakar besar
Kalau pakaian terkena api, siramlah dengan air. Selimuti dengan selimut, dan tempatkan di tanah. Jangan coba - coba melepas baju atau pakaiannya yang mungkin sudah menempel dengan luka bakar.
Tutupi luka bakar yang tidak terkena pakaian dengan kain bersih / steril untuk menutupi infeksi. Penting bagi Anda untuk tidak mengoleskan minyak, mentega, atau margarin ( beberapa orang awam biasa melakukan ini ). Jangan pula mengaplikasikan lotion apa pun pada luka.
5. Mabuk perjalanan
Mabuk biasanya disebabkan oleh gerakan konstan yang menstimulasi telinga bagian dalam. Untuk mencegahnya, mampirlah ke apotek sebelum melakukan perjalanan dan belilah obat anti mabuk. Produk - produk yang mengandung Antihistamines bisa mengatasi mabuk perjalanan kalau diminum satu jam sebelum berangkat.
Agar tidak pusing selama perjalanan, fokuskan padangan lurus ke depan. Jangan lihat benda - benda yang letaknya dekat, atau objek yang terus bergerak.
6. Kulit terbakar dan melepuh
Kalau kulit terbakar sinar Matahari, aplikasikan sunblock atau lotion calamine ( seperti Caladine ). Tutupi bagian yang terbakar dengan kain ringan seperti kaus atau pasmina.
Jika kulit mulai menggembung lalu melepuh, cara paling ampuh untuk menyembuhkannya adalah dengan membiarkannya saja. Jangan pegang apalagi memecahkan gelembung berisi air tersebut. Kalau pecah, kulit menjadi luka dan kemungkinan infeksi akan lebih parah.
7. Serangan jantung
Serangan jantung bisa disebabkan oleh kelelahan akibat panas, saat Anda atau teman terus - terusan berkeringat. Saat keringat itu berhenti sepenuhnya, tubuh akan menjadi kering dan sulit bernafas.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah meminta bantuan medis. Cari tahu nomor telepon rumah sakit terdekat dan panggil ambulans.
Yang terkena serangan jantung harus ada di tempat yang teduh dan rindang. Posisikan dirinya dalam keadaan duduk, kepala sedikit didongakkan ke atas. Ambil majalah / buku dan kipas - kipas sampai temperatur tubuhnya kembali normal.
Sumber berasal dari beberapa sumber baik lisan maupun tulisan.
Ada beberapa barang P3K yang penting dibawa saat berpetualang. Beberapa di antaranya adalah plester, krim atau kapas antiseptik, aspirin, lotion calamine, kapas steril, alkohol untuk luka luar, gunting, senter, dan penjepit.
1. Mimisan
Jika Anda atau partner petualangan mimisan, cobalah duduk. Perlahan, dongakkan kepala ke atas dan biarkan mulut Anda terbuka. Menggunakan tangan, jepit bagian bawah lubang hidung dan tahan sekitar 15 menit. Bernafaslah lewat mulut.
Longgarkan jepitan perjalan. Jangan pegang area hidung selain bagian bawah, dan tetaplah bernafas lewat mulut. Kalau 20 menit kemudian mimisan belum juga berhenti, coba cari pertolongan medis.
2. Cegukan
Walaupun bukan penyakit yang fatal, cegukan kerap mengganggu para petualang. Untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat cegukan, cara dasar yang ampuh adalah menstimulasi diafragma sendiri.
Tarik nafas panjang dari hidung, tahan sekitar 5 detik, kemudian keluarkan perlahan dari mulut. Perbanyak minum air putih, namun jangan sekali tenggak. Minum sedikit demi sedikit dan telan pelan - pelan.
3. Luka bakar kecil
Lepaskan segala hal yang menempel dengan luka bakar. Kalau lukanya di tangan maka lepaskan jam tangan, gelang, atau cincin. Kalau berada di bagian yang tertutup baju, coba lepas atau sobek di bagian luka bakar.
Basuh atau diamkan luka bakar di air dingin yang mengalir, sungai yang jernih misalnya, selama beberapa menit. Ambil kain, celupkan ke air dingin lalu kompres sampai sakitnya berkurang. Setelah itu, baru bersihkan luka bakar kecil dengan kain bersih, atau steril jika memungkinkan.
4. Luka bakar besar
Kalau pakaian terkena api, siramlah dengan air. Selimuti dengan selimut, dan tempatkan di tanah. Jangan coba - coba melepas baju atau pakaiannya yang mungkin sudah menempel dengan luka bakar.
Tutupi luka bakar yang tidak terkena pakaian dengan kain bersih / steril untuk menutupi infeksi. Penting bagi Anda untuk tidak mengoleskan minyak, mentega, atau margarin ( beberapa orang awam biasa melakukan ini ). Jangan pula mengaplikasikan lotion apa pun pada luka.
5. Mabuk perjalanan
Mabuk biasanya disebabkan oleh gerakan konstan yang menstimulasi telinga bagian dalam. Untuk mencegahnya, mampirlah ke apotek sebelum melakukan perjalanan dan belilah obat anti mabuk. Produk - produk yang mengandung Antihistamines bisa mengatasi mabuk perjalanan kalau diminum satu jam sebelum berangkat.
Agar tidak pusing selama perjalanan, fokuskan padangan lurus ke depan. Jangan lihat benda - benda yang letaknya dekat, atau objek yang terus bergerak.
6. Kulit terbakar dan melepuh
Kalau kulit terbakar sinar Matahari, aplikasikan sunblock atau lotion calamine ( seperti Caladine ). Tutupi bagian yang terbakar dengan kain ringan seperti kaus atau pasmina.
Jika kulit mulai menggembung lalu melepuh, cara paling ampuh untuk menyembuhkannya adalah dengan membiarkannya saja. Jangan pegang apalagi memecahkan gelembung berisi air tersebut. Kalau pecah, kulit menjadi luka dan kemungkinan infeksi akan lebih parah.
7. Serangan jantung
Serangan jantung bisa disebabkan oleh kelelahan akibat panas, saat Anda atau teman terus - terusan berkeringat. Saat keringat itu berhenti sepenuhnya, tubuh akan menjadi kering dan sulit bernafas.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah meminta bantuan medis. Cari tahu nomor telepon rumah sakit terdekat dan panggil ambulans.
Yang terkena serangan jantung harus ada di tempat yang teduh dan rindang. Posisikan dirinya dalam keadaan duduk, kepala sedikit didongakkan ke atas. Ambil majalah / buku dan kipas - kipas sampai temperatur tubuhnya kembali normal.
Sumber berasal dari beberapa sumber baik lisan maupun tulisan.
Kamis, 11 Februari 2016
Gunung BUKAN Tempat Sampah !!!
Kami bukan manusia suci yang tidak pernah melakukan hal-hal buruk di
gunung, kamipun pernah khilaf, tapi selalu ada suatu titik perubahan
dalam hidup kita. Membawa kantong sampah memang sangat merepotkan, namun
jika bukan kita para pendaki yang menjaga kebersihan di gunung, siapa
lagi?”
“Ingat, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak, gunung ini harus kita jaga bersama”
“Ingat, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak, gunung ini harus kita jaga bersama”
Sumber berasal dari berbagai sumber baik lisan maupun tulisan dan juga gambar.
Perlengkapan dalam pendakian
Perlengkapan dalam mendaki gunung atau
menjelajah alam hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan. Pendaki harus
memasak, makan, tidur dan membersihkan diri yang semua dilakukan
sendiri, sehingga pendaki tidak dapat menghindari barang bawaan yang
relatif banyak dan berat.
Perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk pendakian ?
Perlengkapan
vital pendakian lainnya adalah ransel. Kini banyak jenis ransel
terutama berangka dalam, dijual dipasaran fungsi rangka selain menyangga
badan ransel tetap tegak mencegah barang didalamya bergeser juga
menjaga jarak antara punggung pemakai dari ransel. Akibatnya
barang-barang yang keras yang dibawa tidak menyakiti, ransel yang baik
dilengkapi tali pengatur sabuk pengendok atau sandang bahu, sandang
pinggang atau sabuk pinggang. Sabuk dan tali pengatur itu akan membuat
pemakainya nyaman memanggul ransel beserta isinya. Bila pendaki ingin
membawa barang bawaan ke bahu dan punggung, kencangkan tali pengatur
sandang bahu dan longgarkan sabuk pinggang, sebaliknya bila beban ingin
di topang punggung dan pinggang, kencangkan tali sabuk sandang bahu.
Ransel berdesain baik, bila rangka bagian bawah saat dipakai ada
disekitar pinggang sedangkan lengkungan rangka atas sesuai lengkungan
tulang punggung pemakai. Ransel yang memiliki beberapa kantung penutup
atau badan memiliki banyak keuntungan. Barang-barang kecil seperti botol
air minum, jaket atau kamera yang sering dikeluar-masukkan selama
pendakian dapat ditaruh disitu, dengan demikian pendaki tidak perlu
membuka-tutup dan mengacak-acak isi ruang utama ransel. Kekurangan pada
ransel yang berkantung banyak, akan mengurangi keseimbangan ransel
tersebut bila dibawa. Pilihlah ransel berbahan nilon atau kanvas, nilon
selain kedap air juga ringan terutama sewaktu basah, akan tetapi kanvas
lebih kuat terhadap goresan.
Apabila
pendakian gunung memerlukan waktu beberapa hari, mau tidak mau
perjalanan harus "dibagi " dalam beberapa tahap, setiap tahap selalu
memerlukan tempat, waktu dan sarana untuk beristirahat. Tempat istirahat
ini juga diperlukan bila pendaki sudah mencapai tempat yang dituju,
untuk itu, mau tidak mau pendaki harus membangun kemah. Cara berkemah
yang paling aman dan nyaman adalah apabila mengunakan tenda. Sekarang
ini banyak ragam tenda dari tenda prisma, piramid atau kubah (dome).
Tenda dome belakangan ini lebih banyak digunakan karena mudah dan
praktis penggunan maupun saat dibawa, karena tenda dome tidak memerlukan
banyak tali dan pasak, untuk mendirikan tenda kubah/dome hanya
diperlukan dua rangka utama, untuk itu pilihlah rangka yang terbuat dari
alumunium karena lebih baik, ringan dan lentur dibandingkan yang
terbuat dari mika.
Peralatan
penting lainnya adalah kantung tidur (slepping bag) usahakan kantung
tidur tetap dalam keadaan kering, untuk itu jemurlah disiang hari pada
saat berkemah, usahakan kantong tidur dari bahan polar atau bulu angsa,
akan meredan panas tubuh dan terasa hangat
B. Perlengkapan Memasak.
Kompor
Beberapa
jenis kompor ringan dan ringkas dapat dipilih untuk memasak di alam
terbuka, kompor yang paling irit terbagi atas berapa macam seperti
kompor dengan bahan bakar padat (Parapin) atau kompor dengan tabung
gas berukuran 250 gram dengan tungkai gas yang dapat di bawa dengan
mudah,
Nesting & Peralatan makan.
Satu
set panci yang paling praktis dan murah dibawa adalah nesting, set
panci yang biasa dijual ditoko perlengkapan militer. Nesting dapat
berbentuk kotak atau bulat terdiri dari atas dua panci berukuran sedang
dan satu panci pipih yang dapat digunakan sebagai piring atau wadah
pemotong bahan-bahan masakan.
Makanan
yang dibawa seharusnya dapat memenuhi kebutuhan energi pendaki, selama
pendakian seseorang membutuhkan sitar 5.000 kalori dan 100 gram protein,
kalori dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi nasi. Namin ada baiknya hanya
memakan nasi satu kali sehari di kala malam (saat berkemah) alasannya
beras realtif berat dan memerluakan waktu yang lama untu memasak serta
menghabiskan banyak bahan bakar. Fungsi beras dapat diganti dengan roti,
biskuit,coklat, dan hevermut. Hal yang perlu diperhatikan adalah
hindari mengkonsumsi makanan yang harus dimasak lebih dahulu selama
mendaki, karean hal ini hanya akan merepotkan dan menghabiskan waktu
perjalanan. Pilihlah makanan praktis seperti coklat, roti,
agar-agar,buah-buahan, dapat juga dibuat mixfood yang terdiri atas
kacang, colat, biskuit dan kismis. Umumnya makanan yang paling praktis
dibawa adalah makanan awetan yang memiliki kemasan, buka kemasan karton
sebelum dimasukan dalam ransel dengan demikian berat ransel dapat
berkurang dan makanan yang dibawa tidak banyak memakan tempat didalam
ransel.
Selain
peralatan dan sejumlah perlengkapan, jangan lupa membawa perlengkapan
kecil yang terkadang dirasa sepele, namun amat penting. Perlengkapan itu
berupa obat-obatan seperti plester, obat merah, tisu basah dan ekring,
senter, benang, jarum jahit, jam dan alat tulis. Peralatan yang tidak
kalah pentingnya adalah jangan lupa membawa kantong plastik untuk
menaruh barang-barang yang kotor dan basah sebelum dicuci dan tas
plastik juga berfungsi untuk membawa kembali sampah-sampah pendakian,
sampah-sampah sisa makanan atau berkemah, janganlah dibuang begitu saja
di alam terbuka, selain megotori, membuang sampah dapat menyulitkan
usaha pencarian dan pertolongan bagi pendaki yang tersesat atau
mengalami kecelakaan, kerap kali usaha pencarian orang tersesat terbantu
dengan petunjuk dari barang2 yg tercecer jangan mengangap segala
peralatan akan membebani perjalaan, seorang mungkin saja dapat belajar
menyalakan api dari ranting kayu, mencari makan dengan jerat arau
menimbun sampah digunumg tetapi penaki gunung yang juga pencinta alam
selalau berperinsip leave nothing but footprint, take nothing but
picture, kill nothing but time.
Perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk pendakian ?
1. Sepatu
Sepatu mendaki yang baik selain melindungi kaki dari luka, juga harus nyaman saat dipakai karena harus membawa beban berat dimedan licin, berbatu-batu dan curam. Jenis sepatu boot paling cocok untuk kegiatan ini, karena melindungi pergelangan kaki hingga mata kaki dari kemungkinan terkilir. Pilihlah sol sepatu dengan kembang-kembang besar, ceruk yang dalam. Sepatu yang memiliki tumit sol seperti ini memungkinkan pemakai dapat mencengkram permukaan meski kondisinya ekstrim (curam, licin atau berbatu-batu)
Sepatu mendaki yang baik selain melindungi kaki dari luka, juga harus nyaman saat dipakai karena harus membawa beban berat dimedan licin, berbatu-batu dan curam. Jenis sepatu boot paling cocok untuk kegiatan ini, karena melindungi pergelangan kaki hingga mata kaki dari kemungkinan terkilir. Pilihlah sol sepatu dengan kembang-kembang besar, ceruk yang dalam. Sepatu yang memiliki tumit sol seperti ini memungkinkan pemakai dapat mencengkram permukaan meski kondisinya ekstrim (curam, licin atau berbatu-batu)
2. Pakaian
Pakaian
yang ideal saat mendaki di gunung daerah tropis adalah yang relatif
tebal dan menyerap keringat. Celana tidak kaku dan ringan guna
melindungi kaki dari goresan duri. Baju dari katun atau wol cukup ideal.
Sayang bila telah basah, katun tidak mampu menghangatkan badan, baju
dari bahan sintetis misalnya polyester dan acrylics sedikit menyerap
keringat tetapi cepat kering, sementara bahan nilon sebaiknya tidak
digunakan karena tidak menyerap keringat sehingga keringat akan tetap
menenpel pada badan, sebaliknya nylon amat baik menahan hujan sehingga
banyak digunakan sebagai ponco. hindari pemakaian pakaian berbahan
jeans. Bahan ini sukar kering dan berat disaat basah. Bila mendaki medan
yang dirimbuni pepohonan atau semak tinggi dimana terpaan angin tidak
kencang, hindari pemakaian jaket saat berjalan, selain menahan keringat
yang menempel di badan jaket juga membuat tubuh terasa gerah karena
selama berjalan suhu tubuh meningkat akibat pembakaran zat makanan untuk
menghasilkan energi. Pada saat istirahat disela pendakian, pembakaran
berkurang, dinginya temperatur di gunung dan hembusan angin
mengakibatkan pendaki akan menghadapi perbedaan drastis temperatur, oleh
karena itu saat beristirahat sebaiknya pendaki mengunakan jaket atau
sweater tebal. Bila beristirahat saat hujan sebaiknya menganti baju yang
basah dengan baju yang kering.
3. Jaket
Jaket
digunakan untuk menahan dingin di puncak atau lokasi kemping saat
aktifitas tidak segiat saat berjalan, pilihlah jaket yang berbahan isian
(down Jaket) jaket jenis ini cukup tebal dan menahan dingin yang baik,
kelemahannya relatif berat dan memakan banyak tempat dalam ransel. Jaket
lainnya yang sebaiknya dibawa adalah yang memiliki dua lapisan (double
layer) lapisan dalam biasanya berbahan penghangat dan menyeyerap
keringat seperti wool atau polartex, sedang lapisan luar berfungsi
menahan air dan dingin. Kini teknologi tekstil sudah mampu memproduksi
Gore-Tex bahan jaket yang nyaman dipakai saat mendaki, bahan ini
memungkinkan kulit tetap bernafas, tidak gerah mengeluarkan keringat dan
mampu menahan angin (wind breaking) dan resapan air hujan (water proff)
sayang, bahan ini masih mahal.
4. Ransel (carier bag)
5. Perlengkapan berkemah
A. Kantung tidur (slepping bag)
B. Perlengkapan Memasak.
Kompor
Nesting & Peralatan makan.
Bawalah
sendok, cangkir dan piring dari melamin atau plastik, bahan ini sukar
pecah, mudah dibersihkan dengan sedikit air dan tisue, bila membawa
korek api simpanlah dalam tabung film kaera agar tidak basah dan
lembab.
6. Makanan (logistik)
7. Peralatan lain.
Sumber ini berasal dari beberapa sumber lisan maupun tulisan.
Teknik Survival di alam liar
Orang-orang yang senang berpetualang,
baik di gunung,hutan atau rimba atau tempat-tempat lain harus selalu
sadar akan resiko yang ada pada kegiatan tersebut. Pengetahuan dan
pemahaman akan resiko yang mungkin didapat merupakan suatu faktor yang
esensial dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan di alam terbuka.
Secara umum, sumber bahaya dapat berasal dari :
Tekad dan semangat untuk terus hidup, kemampuan teknis dan peralatan
penunjang adalah kunci keberhasilan sebuah survival ingat survival bukan
bagaimana bisa makan tetapi bagaimana bisa hidup.
Secara umum, sumber bahaya dapat berasal dari :
- Diri kita sendiri (Subjective Danger) dapat kita kontrol. Misal : keteledoran, kurangnya persiapan, pengetahuan yang minimal dll.
- Bahaya dari luar diri kita (Objective Danger). Misal : gempa bumi, badai, banjir, binatang buas dll.
Bahaya di atas ada yang merupakan bahaya bagi orang tertentu tetapi
sebaliknya menjadi hal yang menyenangkan bagi orang lain, tentunya bagi
yang telah menguasai teknik-teknik hidup di alam bebas.
Survival Sendiri Berasal Dari Kata Survive Yang Dapat Diartikan Sebagai Upaya Untuk Mempertahankan Hidup
Pentingnya mempertahankan hidup (survival) berkaitan dengan munculnya
kondisi kritis, yang dapat dipertanyakan di sini: Apa yang menyebabkan
kondisi kritis itu muncul atau dengan perkataan lain, aspek apa yang
akan kita hadapi dalam situasi survival? secara umum, aspek-aspek ini
dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu :
- Psikologis : panik, takut, cemas, kesepian, bingung, tertekan dll
- Fisiologis : sakit, lapar, haus,luka, lelah dll
- Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, angin,vegetasi, fauna dll
ketiga aspek tersebut akan saling mempengaruhi.
Modal Dasar Dalam Menghadapi Survival
- Semangat untuk mempertahankan hidup. Seringkali malahan ada orang awam ke alam terbuka menghadapi bahaya pada kondisi yang parah, tetapi karena keinginan untuk tetap hidup tinggi seolah-olah dia mendapat kekuatan yang berlebih untuk mengatasi keadaan tersebut.
- Kesiapan diri. Artinya di sini adalah orang yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengantisipasi bahaya-bahaya survival.
- Alat pendukung. Peralatan yang dipunyai pada saat survival akan mempengaruhi keberhasilan dan cara survival. Pada saat survival kapak akan lebih berguna daripada kartu ATM.
- Usaha Untuk Terlepas Dari Kondisi Survival. Untuk menambah tenaga dan mempertahankan kondisi tubuh serta usaha untuk terlepas dari kondisi survival, ada lima kebutuhan yang harus diusahakan, yaitu :
Perlindungan terhadap ancaman
- Perlindungan terhadap cuaca dan faktor-faktor medan buat bivak
- Perlindungan terhadap gangguan binatang api unggun
- Perlindungan terhadap makanan/minuman beracun/berbahaya pengetahuan botani dan zoologi praktis
- Perlindungan yang berasal dari tubuh kita sendiri kenalilah diri sendiri
- Perlindungan terhadap penyakit dan cedera obat-obatan dan P3K
Hal yang perlu diperhatikan adalah perlindungan terhadap cuaca dingin
karena hal ini yang paling sering mengakibatkan kematian para pendaki.
Cara mengatasi ancaman terhadap cuaca dingin ini termasuk salah satu
dari teknik survival. Bentuk-bentuk perlindungan yang dapat diusahakan
adalah :
Bivak
Tujuan pembuatan bivak adalah sebagai tempat perlindungan yang nyaman
untuk melindungi diri kita dari faktor alam dan lingkungan yang ekstrim
Macam-macam bivak :
- Bivak alam, menggunakan sarana alam seperti kayu dan dedaunan
- Bivak buatan, menggunakan peralatan seperti ponco, jas hujan, flysheet dll
- Bivak pengawasan / pengintaian
- Bivak pertahanan / perlindungan
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bivak
Kondisi medan
- Tempat harus datar / rata / enak buat tidur
- Bukan merupakan jalan hewan,manusia atau air
- Jangan di bawah pohon yang sudah tua/lapuk atau di bawah tebing yang labil serta jangan terlalu merusak alam sekitar
- Dekat dengan sumber air, bukan sarang nyamuk / serangga juga tanaman busuk karena tempat itu tidak sehat dan kurang aman
- Aman dari ancaman hewan atau keganasan alam (banjir, lahar,longsor)
- Antisipasi : buat parit di sekeliling bivak, tebarkan garam, buat api unggun dll
Fasilitas alam yang menunjang di sekeliling kita dan bahan yang kita bawa :
Pakaian, Usahakan ada pakaian khusus untuk pergerakan dan ada pakaian khusus untuk tidur.
Makanan, Salah satu penunjang bagi perlindungan tubuh yang
berasal dari dalam tubuh adalah makanan yang dibutuhkan untuk menambah
kalori, memberikan tenaga pada otot, and mengganti sel-sel yang rusak.
Sumber-sumber makanan :
Makanan dari hewan
- binatang lunak ( cacing, siput, keong dll )
- Serangga
- Reptil
- Unggas
- Binatang bertulang belakang
Makanan dari tumbuhan
Tumbuhan terutama memberikan karbohidrat dan seratnya memperlancar pencernaan.
Ciri umum tumbuhan yang dapat dimakan :
- Bagian tumbuhan yang masih muda ( pucuk/tunas)
- Tumbuhan yang tidak mengandung getah
- Tumbuhan yang tidak berbulu
- Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap
- Tumbuhan yang dimakan oleh hewan mamalia misal : kera
Langkah-langkah yang diperlukan apabila akan memakan tumbuhan :
- Makan tumbuhan yang sudah dikenal
- Makan jangan hanya satu jenis tumbuhan saja
- Jangan memakan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu karena dikhawatirkan mengandung racun alkaloid
- Cara memakan buah-buahan yang belum kita kenal adalah dengan mengoleskan sedikit ke tangan tunggu reaksinya, apabila tidak ada rasa aneh (panas, pahit ) berarti cukup aman kemudian ke bibir, lidah dengan prosedur yang sama setelah itu di makan tunggu 30 menit apabila tidak ada reaksi berarti aman.
- Sebaiknya masaklah terlebih dahulu bagian tumbuhan yang akan dimakan
- Lebih baik jangan memakan jamur karena kebanyakan jamur adalah jenisnya dari yang beracun.
Contoh tumbuhan yang dapat dimakan :
- Umbi tanahnya : talas, kentang, besusu, paku tanah
- Bagian batang : umbut muda pisang, sagu, rumput madu
- Buah : kelapa, arbei, strawbery hutan, nipah dll
- Biji : padi, jagung, rumput teki madura
- Bunga : turi, pisang
- Daun : rasamala, melinjo, tangkai begonia
- Tunas/pucuk : cemara
Api
Selain menghangatkan tubuh, yang paling penting adalah untuk
meningkatkan semangat psikologis. Fungsi yang lain : penerangan, memasak
makanan/minuman, membuat tanda-tanda/kode, mengusir binatang liar
Air
Air merupakan prioritas dalam survival. Jika kita kekurangan air bisa mengalami dehidrasi (tubuh kekurangan cairan).
Klasifikasi air dalam survival :
Tidak berwarna,berbau dan berasa misal : air mata air, danau, hujan, sungai
- Tumbuhan yang mengandung air dan tidak beracun
- Tumbuhan beruas-ruas : rotan dan keluarganya
- Tumbuhan merambat : lumut and keluarganya
- Tumbuhan khusus : kantong semar
Air tercemar tapi dengan proses sederhana dapat diminum : air tergenang, air lumpur
Air tercemar tapi dengan proses yang rumit dapat diminum : air belerang, air rawa
Jejak binatang menyusui dapat menunjukkan lokasi mata air.
Petunjuk penting mengenai penggunaan air oleh Survivor :
- Untuk mengatasi rasa haus yang berlebihan dapat dijaga dan diusahakan agar mulut tetap lembab dan basah dengan cara menelan air liur, menghisap ujung kerah baju.
- Dalam mengatur makanan disesuaikan dengan persediaan air yang ada.
- Jangan minum alkohol sebagai penahan haus ini akan sangat berbahaya
- Meminum air seni merupakan tindakan yang salah.
- Jangan merokok karena mengakibatkan keringnya tenggorokan dan kehausan
- Peralatan pendukung dan usaha berkomunikasi dengan pihak lain. Misal senjata tajam, alat pembuat api dll
Tanda-tanda/kode :
- Suara : peluit, teriakan
- Cahaya, api dan asap
- Kain dan bendera dengan warna kontras dengan lingkungannya
Saran cara memasak bahan survival :
- Sayuran / dedaunan di rebus
- Umbi-umbian di bakar
- Daging binatang di panggang
- Buah berair di rebus
- Buah berkulit tebal di bakar / di panggang
- Biji-bijian di bakar
- Akar-akaran di bakar/di panggang
- Ikan kecil di bakar / di panggang Ikan besar di rebus dipotong kecil, lalu di bakar / di panggang
Pengambilan keputusan
Satu hal lagi yang juga turut menentukan lamanya kita mengalami survival adalah tindakan yang kita lakukan
- Apakah kita akan menetap (survival statis ) ?
- Atau bergerak mencari jalan keluar (survival dinamis) ?
Masing-masing mempunyai keuntungan tersendiri . Jika ingin keluar
tentunya kita membutuhkan peta dan kompas atau setidaknya pemahaman
tentang daerah tersebut.Keberhasilan dalam pengambilan keputusan dalam
survival tergantung pada pengalaman dan latar belakang orang yang
mengalami survival.
Sumber ini berasal dari beberapa sumber baik lisan maupun tulisan .
Dasar orientasi peta
Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat terasah
jika sering berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang
membantu, dan tidak menjamin jika mengetahui teorinya secara lengkap,
maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi. Bahkan seorang jago navigasi
yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat mengurangi
kepekaannya dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya,
atau menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan
sesering mungkin akan membantu kita untuk dapat mengasah kepekaan, dan
pada akhirnya navigasi darat yang telah kita pelajari menjadi bermanfaat
untuk kita.
Pada prinsipnya navigasi adalah cara menentukan arah dan posisi, yaitu
arah yang akan dituju dan posisi keberadaan navigator berada dimedan
sebenarnya yang di proyeksikan pada peta.
Beberapa media dasar navigasi darat adalah :
Peta
Peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian
atau keseluruhan permukaan bumi yang dilihat dari atas, kemudian
diperbesar atau diperkecil dengan perbandingan tertentu. Dalam navigasi
darat digunakan peta topografi. Peta ini memetakan tempat-tempat
dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi
bentuk garis kontur.
Beberapa unsur yang bisa dilihat dalam peta :
- Judul peta; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta
- Nomor peta; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa menggunakannya sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta
- Koordinat peta; penjelasannya dapat dilihat dalam sub berikutnya
- Kontur; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang berketinggian sama diatas permukaan laut.
- Skala peta; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal dilapangan. Ada dua macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau 250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta skala garis berada dibawah skala angka).
- Legenda peta; adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.
Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat
Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut
sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan
rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960.
Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar
kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan
Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala
1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta keluaran
Bakosurtanal biasanya berwarna.
Koordinat
Peta Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan
posisi dipeta dalam hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan
suatu titik pada peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan
antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan
sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu
sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :
1. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate) ; Sumbu yang digunakan
adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan
garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang
selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis
dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. Pada peta
Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat
utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak)
lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30
detik (30″), dan pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1
menit (60″).
2. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) ; Dalam koordinat grid,
kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan.
Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60
LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara,
sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal
penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya
menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena
itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung
ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi
terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan
koordinat grid 8 angka dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1 mm).
Analisa Peta
Salah satu faktor yang sangat penting dalam navigasi darat adalah
analisa peta. Dengan satu peta, kita diharapkan dapat memperoleh
informasi sebanyak-banyaknya tentang keadaan medan sebenarnya, meskipun
kita belum pernah mendatangi daerah di peta tersebut.
Unsur dasar peta;
Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya, pertama kali kita
harus cek informasi dasar di peta tersebut, seperti judul peta, tahun
peta itu dibuat, legenda peta dan sebagainya. Disamping itu juga bisa
dianalisa ketinggian suatu titik (berdasarkan pemahaman tentang kontur),
sehingga bisa diperkirakan cuaca, dan vegetasinya.
Mengenal tanda medan;
Disamping tanda pengenal yang terdapat dalam legenda peta, kita dapat
menganalisa peta topografi berdasarkan bentuk kontur. Beberapa ciri
kontur yang perlu dipahami sebelum menganalisa tanda medan :
Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan
Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah
Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah
Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.
Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:
Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah
Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah
Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.
Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:
- Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah-tengah lingkaran kontur lainnya.
- Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
- Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.
- Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
- Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
- Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.
- Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk
- Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan
Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya
akan selalu menunjuk arah utara-selatan (meskipun utara yang dimaksud
disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis). Secara fisik,
kompas terdiri dari :
Badan, tempat komponen lainnya berada
Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan megnet lain/tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu/peta dalam posisi horizontal.
Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.
Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam
yakni kompas bidik (misal kompas prisma) dan kompas orienteering (misal
kompas silva, suunto dll). Untuk membidik suatu titik, kompas bidik jika
digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk
pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering lebih handal
dan efisien.
Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara
umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan
arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama.
Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang
kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital
dalam navigasi darat
Catatan:
Saat ini sudah banyak digunakan GPS [global positioning system] dengan
tehnologi satelite untuk mengantikan beberapa fungsi kompas.
Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya
(atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya).
Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu
tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini
dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll.
Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta
ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda
dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:
- Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
- Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar
- Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya
- Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan
- Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.
Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan
secara kasar, dimana posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda
secara akurat, dipakailah metode resection.
Resection
Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik ini paling
tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas dalam peta dan
dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection biasanya
dilakukan dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar tanda medan
yang ekstrim terlihat dengan jelas).
Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.
Langkah-langkah melakukan resection:
- Lakukan orientasi peta
- Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah
- Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).
- Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.
- Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
- Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.
Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di
peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di
lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi
suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai atau
tidak diketahui posisinya di peta. Syaratnya, sebelum intersection kita
sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum
intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.
Langkah-langkah melakukan intersection adalah:
- Lakukan orientasi peta
- Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
- Bidik obyek yang kita amati
- Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
- Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3
- Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.
Azimuth – Back Azimuth
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari
seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik
sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa
dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam
resection back azimuth diperoleh dengan cara:
- Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
- Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk
dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan
sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai
dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan
untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu
garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada
jarak tertentu.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
- Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
- Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
- Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).
- Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.
Merencanakan Jalur Lintasan
Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun
perencanaan jalur lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh
anda misalnya ingin pergi ke suatu gunung, tapi dengan menggunakan
jalur sendiri.
Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan
sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya
sehingga anda dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang matang.
Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari transportasi
sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan
pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.
Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta,
kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan
kemampuan dasar navigasi darat lain seperti resection, intersection,
azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan sebagainya,
minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.
Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam
perencanaan jika anda punya informasi tambahan lain tentang medan
lintasan yang akan anda plot. Misalnya keterangan rekan yang pernah
melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya. Semakin
banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.
Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan
kita buat. Pertama adalah tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa
garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir. Kedua, tipe
garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis
lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita
berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan
guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide
lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus
benar, tapi menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda
medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.
Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
- Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari titik-titik tersebut.
- Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya
- Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.
- Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.
- Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.
Penampang Lintasan
Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur
lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur
sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua
dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk
membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama
menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa,
bagaimana kira-kira bentuk di medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita
menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah
penampang lintasan.
Beberapa manfaat penampang lintasan :
- Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan
- Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan
- Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu
- Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.
Langkah-langkah membuat penampang lintasan:
- Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus
- Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
- Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.
- Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
- Tembahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.
Pengertian Survival
Survival berasal dari kata Survive,
yang artinya bertahan hidup. Sedang survival sendiri adalah suatu
kondisi yang tidak menentu yang dihadapi oleh seorang atau sekelompok
orang pada suatu daerah yang asing dan terisolir bagi orang/kelompok
yang sedang mengalaminya. Keadaan tidak menentu (survival) ini bisa
terjadi pada setiap orang yang tengah melakukan perjalanan, petualangan
atau penjelajahan di alam bebas.
Bagi penggiat alam bebas terbuka huruf - huruf dalam kata survival dijabarkan sebagai berikut :
Pengetahuan dan tehnik survival
harusnya difahami oleh setiap orang, khususnya para penggiat alam
bebas/terbuka, hingga apabila suatu saat ia mengalami kondisi ini,
paling tidak ia telah mempunyai gambaran serta tindakan apa saja yang
harus dilakukannya.
Berhasil tidaknya seseorang atau
sekelompok orang keluar dari kondisi survival ini, tergantung dari
kesiapan mental dan fisiknya.
Bagi penggiat alam bebas terbuka huruf - huruf dalam kata survival dijabarkan sebagai berikut :
S : Size Up the Situation
Kita harus menyadari bahwa kita berada dalam keadaan yang tidak menentu.
U : Undue Haste Make Waste
Kita harus memikirkan tindakan demi tindakan yang akan kita lakukan, karena tindakan yang terburu-buru cenderung sia-sia
R : Remember Where You Are
Semakin kita mengenali daerah tersebut, kemungkinan keluar dari kondisi ini akan lebih terbuka
V : Vanquish Fear and Panic
Kita harus bisa menguasai rasa takut dan panik, karena itu akan membuat mental kita cepat labil
I : Improvises
Kita
harus bisa berimprovisasi, seperti ponco/flysheet dapat dijadikan bivak
untuk berlindung, sebuah pembuka kaleng kornet dapat dijadikan mata
kail
V : Value Living
Inilah yang terpenting, kita harus terus menumbuhkan dan menjaga semangat "Harus Hidup dan "Harus Hidup"
A : Act Like The Native
Mencoba
memahami perilaku dan kebutuhan penduduk sekitar, apabila ada penduduk
yang mengambil tumbuhan atau kayu di hutan, kemungkinan bertemu akan
ada.
L : Learn The Basic Skill
Belajar dan melatih pengetahuan dan tehnik survival, akan membuat kita lebih siap bila kita menghadapi kondisi survival ini.
Survival Individu
Berada pada keadaan survive
seorang diri, selain menghadapi masalah tehnis juga akan mengalami
masalah kejiwaan. Sendiri dalam kondisi survival akan mengundang rasa
kesepian, bosan, takut ataupun panik. Kesepian dan bosan dalam kondisi
ini seorang diri adalah masalah besar yang harus dapat diatasi ataupun
dihindarkan, karena hal tersebut dapat menimbulkan rasa tertekan yang
bisa menghilangkan semangat dan keinginan hidup saat survival.
Secara Psikologis mencegah
kesepian dan kebosanan sama seperti menanggulangi rasa takut dan panik.
Jaga pikiran kita dengan mengerjakan sesuatu yang akan berguna bagi
kondisi survival ini, tapi tetap menjaga dan memlihara emosi, kesadaran
dan fisik kita.
Survival Kelompok
Berkelompok dalam keadaan
survival lebih banyak keuntungannya dari pada survival perorangan,
karena pada survival perorangan seluruh bahaya akan dihadapi seorang
diri. Dengan berkelompok akan tersedia banyak tenaga untuk melakukan
pekerjaan dan adanya komunikasi serta saling menjaga.
Walaupun dalam berkelompok
banyak hal yang dapat dilakukan untuk kepentingan bersama tetapi banyak
hal juga yang dapat merugikan kepentingan bersama. Menyamakan persepsi,
tujuan, prioritas pekerjaan adalah hal yang tak mudah, akan banyak waktu
pula yang akan terbuang.
Untuk menjaga agar kebersamaan
tetap terkontrol pada keadaan survival kelompok, seluruh anggota harus
segera memilih seorang pemimpin. Dimana seorang yang dipilih mempunyai
beberapa kretaria yang berhubungan dengan pengetahuan dan tehnik
survival.
Dengan mengakui salah seorang dari anggota untuk dijadikan pemimpin sudah dapat menyelesaikan satu masalah dalam kebersamaan.
Sumber ini berasal dari beberapa sumber , maupun lisan .
Langganan:
Postingan (Atom)