Selasa, 16 Februari 2016

Macam-macam tali temali

Dalam kehidupan sehari-hari kita kenal yang namanya simpul, ikatan. Simpul adalah hubungan antara tali dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan sebagainya. Pada kesempatan ini saya memposting simpul-simpul saja yang berkaitan dengan kegiatan SRT, climbing, rafting, caving, mountenering dll.
Dalam tali-temali, kita sering mencampur adukan antara tali, simpul dan ikatan. Hal ini sebenarnya beda sekali berikut ini perbedaanya :

  • TALI : Bendanya
  • SIMPUL : Antara Tali dan Tali
  • IKATAN : Tali dengan benda lain ( Seumpamanya benda kayu atau yang lainya )

Overhand Knot/simpul tunggal 
Merupakan simpul paling dasar dan umumnya dipakai sebagai pengunci bagi sebuah simpul utama. Atau membuatnya dengan dua kali putaran (double overhand knot)
Single Figure of Eight 
Simpul Figure-of-Eight fungsinya tidak jauh berbeda dengan Simpul Tunggal. Penggunaan utamanya sebagai simpul stopper dibuat pada ujung tali saat rapelling terutama pada jalur vertikal. Simpul Fishermans atau Double Overhand cocok sebagai simpul kancingan.
Ada dua cara membuat figure of eight. 
Memakai cara yang pertama ketika rencananya memakai karabiner, kedua ketika Anda mau ikat tali langsung dengan harnes atau barang lain. 

Figure of Eight Follow 
Diawali dengan membuat Single of Eight, yang kemudian dikaitkan pada anchor atau harnes, Cara ini dikenal dengan threaded system. yaitu dengan mengikuti simpul yang telah dibuat sebelumnya. 
Figure of Eight Knot 
Jenis simpul delapan ini dibuat dengan cara menggandakan tali utama, digunakan hanya karabiner, sedang untuk anchor atau harness dibuat dengan cara threaded system. 
Kebiasaan methode ini cocok untuk mengikat tali langsung dengan harnes. 
Heaving Living Knot
Berfungsi agar laju tali pada descender yang tak terkontrol oleh abseiller dapat tertahan pada ujung tali yang telah disimpul. 
LOOP 
Adalah simpul yang berbentuk bundel (loop) dimana yang dikaitkan adalah bundelnya, antara lain; 

Overhand Loop 
Umumnya dibuat agar dapat menahan laju tali pada descender, saat abseiller tak mampu mengontrol laju pergeseran tali ketika ia terjatuh sampai bagian ujung tali.

Figure of Nine Knot 
Walaupun kuat simpul ini jarang digunakan , karena bila telah terbebani dengan beban yang berat sukar diuraikan 
Bowline Knot 
Lebih dikenal sebagai simpul kambing, karena diadaptasi karena kegunaannya yaitu mengikat hewan peliharaan. Simpul inipun dikembangkan menjadi Mountaineering Bowline yang mempunyai double ring dan juga French Bowline yang mempunyai doubel loop (on the bight).
atau 
Bowline’s Climber 
Cara pembuatannya tidak jauh beda dengan Bowline Knot, yang membedakan hanyalah bahwa simpul ini lebih cepat dalam pembuatannnya.
HITCH 
Adalah simpul yang umumnya dikaitkan pada karabiner atau titik tambat (anchor point), antara lain;
Italian Hitch Atau Munter Hitch
Simpul ini dipakai sebagai simpul untuk mengamankan seorang pemanjat. ketika pemanjat terjatuh belayer dengan sigap, membuat Mule Knot, pada bagian tali yang dipakai sebagai pengerem. Ketika pemanjat telah aman dengan mudah belayer dapat mudah melepaskan simpul Mule ini. 
Anchor Hitch 
Simpul ini mudah dibuat namun jarang digunakan untuk kegiatan yang beresiko tinggi, seperti rock climbing dan lainnnya 
Clove Hitch
Dikenal sebagai simpul pangkal. Pada Rock Climbing dipakai oleh Belayer untuk mengamankan dirinya, yang ditempatkan pada anchor points. Bagian satunya terhubung kepada pemanjat melalui alat belaying. 

Highwayman’s Knot 
Simpul ini akan sangat mudah dilepaskan dengan kita menarik bagian tali satunya, yang bukan merupakan bagian tali yang terulur untuk beban. Dikenal juga dengan nama Quick Release Knot 
Timber Hitch 
Umumnya dipakai saat berkemah, misal untuk menarik batang kayu yang cukup berat. 
Mule Hitch 
Hanya dengan menarik simpul penguncinya, simpul ini akan dengan mudahnya dilepaskan. Umunya dibuat dengan dipadukan dengan Italian Hitc/Munter Hitch, sebagai simpul pengaman sementara yang mudah dilepaskan. 
Tautline Knot 
Simpul ini dikaitkan pada patok buatan atau anchor-anchor alami. Namun cenderung membuat tali agak terpelintir 


Sumber berasal dari beberapa sumber baik lisan tulisan dan juga gambar.

Jumat, 12 Februari 2016

Tips memilih tas carrier / tas gunung

Ransel atau tas carrier untuk kegiatan alam bebas dan pendakian gunung khususnya sudah seharusnya selaras dengan kegiatan kita, bukan malah nantinya menjadikan beban kita yang tak semestinya. Banyak di jual di pasaran aneka macam tas ransel untuk kegiatan alam bebas, dan dengan harga yang beraneka warna, tentu tak semua pas dengan kondisi kita nantinya dalam berkegiatan. Nah, ada cara memilih ransel untuk kegiatan alam bebas kita.
Tips Memilih Tas Carrier:
 
1.      Ukuran tubuh ( panggul sampai pundak )
Untuk mendapatkan ransel yang pas, harus diketahui panjang dari tubuh. Caranya, ukurlah dari tulang punggung yang ke tujuh ( Tulang yang menonjol tepat dibawah tekuk / leher bagian belakang ) kebawah mengikuti kontur tulang punggung sampai ke titik bawah antara tulang pinggul. Cek kedua sisi pinggang. Saat mencoba ransel, pastikan kedua belah ikat pinggangnya berada pada posisi yang pas, tepat pada tonjolan tulang pinggang, bukan pada pinggang. Berat secara keseluruhan akan ditahan oleh ikat pinggang ransel, jadi pastikan posisinya nyaman dan pas tanpa tergeser.
2.      Latihlah dengan sabar.
Ransel merupakan peralatan yang sangat penting, jadi sediakanlah waktu yang cukup saat memilihnya. Sebelum meninggalkan toko, masukan seluruh perlengkapan yang biasa dibawa kedalam duffel bag. dan masukan kedalam ransel yang akan dibeli, lalu cobalah memakai ransel itu berjalan disekitar toko selama kira – kira 20 menit. Ini untuk memastikan peralatan pas didalamnya dan ransel bisa menampung berat secara baik dan nyaman.
3.      Berbaiklah pada diri sendiri.
Belilah ransel terbaik yang bisa dan mampu dibeli, selama itu cocok dan pas. ketahanan dan kwalitas sebenarnya berada pada posisi setelah kenyamanan yang merupakan poin yang paling penting. buat apa membeli ransel yang berkwalitas dan bermutu hebat akan tetapi ukurannya tidak cocok bagi diri sendiri.
4.      Kenalilah berat yang akan dibawa
Tentukan apa dan bagaimana yang akan dibawa. Lamanya waktu perjalanan, 1 atau 2 malam. Apakah akan hiking di musim hujan? atau untuk perjalanan pendek di musim panas, mungkin hanya akan membutuhkan ransel kecil saja. Akan tetapi jika perjalanan ke gunung salju, akan lebih membutuhkan kapasitas dan tambahan tempat untuk menempatkan peralatan external.
5.      Kenali jalan setapaknya
Jika berencana untuk menempuh jalur pendakian yang melewati jalan setapak yang terawat rapi, Jenis ransel dengan external frame mungkin akan jadi pilihan yang baik juga. Akan tetapi jika kondisi jalan setapak lebih berat dan kondisi medannya juga berat dimana faktor keseimbangan sangat diperlukan, maka ransel dengan jenis internal frame akan lebih nyaman dipakai.
6.      Pikirkan perubahan yang mungkin terjadi
Jika akan mendaki dengan sistem pendakian ke puncak setelah mendirikan tenda di setengah atau seperempat bagian menuju puncak. Maka pikirkan juga untuk memilih ransel yang bisa dirubah ukurannya menjadi ukuran daypack.
7.      hormatilah tabiatmu yang kadang aneh.
Ransel tidak ubahnya seperti pacar atau istri, jadi tidak seharusnya jika berharap setelah mendapatkanya akan merubah kebiasaan yang buruk. Jika mempunyai personal moto “ Tempat untuk semuanya dan semuanya didalam tempatnya.” maka pilihlah ransel yang banyak kantongnya. Jika ingin mengambil botol air saat berjalan, jangan pilih ransel yang mempunyai kantong yang jauh dari jangkauan, yang akan membuat frustasi saat akan menjakau sesuatu didalamnya.
8.      Rencanakan dengan teman.
Jika akan mendaki dengan teman atau dengan grup, hitunglah berapa perlengkapan grup ( tenda, kompor, makanan, dll ) yang akan dibawa. Kemudian belilah ransel yang cocok dengan berat jatah anda. dan yang sesuai dengan kebutuhan pendakian.
9.      Pikirkan tempat minuman
Jika anda menyukai jenis tempat minuman yang bertipe hydration tube, maka carilah ransel yang sudah terbuat menyatukan hydration tube dengan ransel atau bisa juga memilih ransel yang mempunyai kantong disisi bawahnya yang pas dengan ukuran sebuah botol minum.
Sebagai tambahan usahakan untuk memilih tas yang bagian bawahnya bisa dibuka. Hal ini agar memudah kan kita mengambil barang yang terdapat di bagian bawah pada tas. Pilihlah warna tas yang mencolok sehingga ketika kita berkegiatan di alam terbuka kita dapat mudah terlihat.
Semoga beberapa tips di atas bisa membantu kita dalam meilih dan memilah kebutuhan kita akan tas. Sehingga membuat kita nyaman dalam melakukan kegiatan di alam terbuka.

Sumber dari beberapa sumber baik lisan maupun tulisan dan juga gambar .

Isi P3K yang wajib dibawa

Apa yang harus ada dalam kotak P3K? Sebagian besar para petualang sering tidak melupakan membawa kotak P3K dalam peralatan petualangannya. Tetapi sebagian besar pula banyak yang tidak tahu isi yang harus ada atau juga asal ada kotak P3K tersebut dalam bawaan mereka. Apabila demikian, mereka tidak peduli dengan keselamatan dan perawatan pertama dalam kecelakaan di alam bebas. Padahal, keberadaan kotak P3K penting dalam kegiatan petualangan.

Kita memang tidak mengharap sesuatu yang buruk terjadi, tapi sebaiknya kita mempersiapkan diri jika suatu saat terjadi kecelakaan. Kemudian, apa yang harus ada dalam kotak P3K?

Sebenarnya tidak ada pedoman baku mengenai barang atau obat apa saja yang harus ada di situ, namun daftar berikut ini bisa anda jadikan patokan sederhana untuk mengisi dengan barang atau obat apa saja yang harus ada dalam kotak P3K ini.

* Kassa steril
* Plester perekat
* Perban berperekat berbagai ukuran
* Perban elastis
* Tissue antiseptic
* Sabun
* Salep / Krim Antibiotik
* Cairan Antiseptic ( misalnya cairan hydrogen peroksida )
* Salep / Krim yang mengandung hidrokortison 1%
* Obat pereda nyeri ( misalnya paracetamol / ibuprofen )
* Obat - obatan resep dokter yang biasa digunakan oleh anggota keluarga
* Pinset
* Gunting tajam
* Peniti
* Lotion yang mengandung Calamine
* Kapas beralkohol
* Alkohol 70%
* Termometer badan
* Sarung tangan karet
* Senter dengan baterai tambahan
* Daftar nomor telepon untuk keadaan darurat
* Buku petunjuk cara memberikan P3K

Selain itu, usahakan kotak P3K terbuat dari bahan yang ringan, tetapi kuat, mudah dibawa, berwarna cerah dan tidak mudah air masuk.

Ada baiknya juga jika anda paham benar tentang cara memberikan P3K yang benar. Akan percuma kalau anda mempunyai sarana yang bagus tapi tidak tahu teknik dasar P3K. Jika anda sudah memahaminya, ajaklah juga teman anggota tim perjalanan yang lain untuk mempelajarinya, sehingga mereka tidak sepenuhnya tergantung pada anda. Kemudian, anda juga perlu memeriksa keadaan barang dan obat - obatan dalam kotak P3K anda itu. Jangan sampai anda membawa obat yang kadaluwarsa.

Sumber berasal dari beberapa sumber baik lisan maupun tulisan dan juga gambar .

Penanganan kecelakaan di alam liar

Saat berpetualang di luar ruangan, kecelakaan kecil sering dan mudah terjadi. Dan sangat penting bagi Anda untuk mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan jika Anda atau teman Anda mengalami kecelakaan ringan. Dan berikut ini tentang 7 tips P3K dasar saat berpetualang yang di ambil dari 'Lonely Planet's Book of Everything' yang dikutip News Australia.

Ada beberapa barang P3K yang penting dibawa saat berpetualang. Beberapa di antaranya adalah plester, krim atau kapas antiseptik, aspirin, lotion calamine, kapas steril, alkohol untuk luka luar, gunting, senter, dan penjepit.

1. Mimisan 
Jika Anda atau partner petualangan mimisan, cobalah duduk. Perlahan, dongakkan kepala ke atas dan biarkan mulut Anda terbuka. Menggunakan tangan, jepit bagian bawah lubang hidung dan tahan sekitar 15 menit. Bernafaslah lewat mulut.

Longgarkan jepitan perjalan. Jangan pegang area hidung selain bagian bawah, dan tetaplah bernafas lewat mulut. Kalau 20 menit kemudian mimisan belum juga berhenti, coba cari pertolongan medis.

2. Cegukan 
Walaupun bukan penyakit yang fatal, cegukan kerap mengganggu para petualang. Untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat cegukan, cara dasar yang ampuh adalah menstimulasi diafragma sendiri.

Tarik nafas panjang dari hidung, tahan sekitar 5 detik, kemudian keluarkan perlahan dari mulut. Perbanyak minum air putih, namun jangan sekali tenggak. Minum sedikit demi sedikit dan telan pelan - pelan.

3. Luka bakar kecil 
Lepaskan segala hal yang menempel dengan luka bakar. Kalau lukanya di tangan maka lepaskan jam tangan, gelang, atau cincin. Kalau berada di bagian yang tertutup baju, coba lepas atau sobek di bagian luka bakar.

Basuh atau diamkan luka bakar di air dingin yang mengalir, sungai yang jernih misalnya, selama beberapa menit. Ambil kain, celupkan ke air dingin lalu kompres sampai sakitnya berkurang. Setelah itu, baru bersihkan luka bakar kecil dengan kain bersih, atau steril jika memungkinkan.

4. Luka bakar besar 
Kalau pakaian terkena api, siramlah dengan air. Selimuti dengan selimut, dan tempatkan di tanah. Jangan coba - coba melepas baju atau pakaiannya yang mungkin sudah menempel dengan luka bakar.

Tutupi luka bakar yang tidak terkena pakaian dengan kain bersih / steril untuk menutupi infeksi. Penting bagi Anda untuk tidak mengoleskan minyak, mentega, atau margarin ( beberapa orang awam biasa melakukan ini ). Jangan pula mengaplikasikan lotion apa pun pada luka.

5. Mabuk perjalanan 
Mabuk biasanya disebabkan oleh gerakan konstan yang menstimulasi telinga bagian dalam. Untuk mencegahnya, mampirlah ke apotek sebelum melakukan perjalanan dan belilah obat anti mabuk. Produk - produk yang mengandung Antihistamines bisa mengatasi mabuk perjalanan kalau diminum satu jam sebelum berangkat.

Agar tidak pusing selama perjalanan, fokuskan padangan lurus ke depan. Jangan lihat benda - benda yang letaknya dekat, atau objek yang terus bergerak.

6. Kulit terbakar dan melepuh 
Kalau kulit terbakar sinar Matahari, aplikasikan sunblock atau lotion calamine ( seperti Caladine ). Tutupi bagian yang terbakar dengan kain ringan seperti kaus atau pasmina.

Jika kulit mulai menggembung lalu melepuh, cara paling ampuh untuk menyembuhkannya adalah dengan membiarkannya saja. Jangan pegang apalagi memecahkan gelembung berisi air tersebut. Kalau pecah, kulit menjadi luka dan kemungkinan infeksi akan lebih parah.

7. Serangan jantung 
Serangan jantung bisa disebabkan oleh kelelahan akibat panas, saat Anda atau teman terus - terusan berkeringat. Saat keringat itu berhenti sepenuhnya, tubuh akan menjadi kering dan sulit bernafas.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah meminta bantuan medis. Cari tahu nomor telepon rumah sakit terdekat dan panggil ambulans.

Yang terkena serangan jantung harus ada di tempat yang teduh dan rindang. Posisikan dirinya dalam keadaan duduk, kepala sedikit didongakkan ke atas. Ambil majalah / buku dan kipas - kipas sampai temperatur tubuhnya kembali normal.

Sumber berasal dari beberapa sumber baik lisan maupun tulisan.

Kamis, 11 Februari 2016

Gunung BUKAN Tempat Sampah !!!

Kami bukan manusia suci yang tidak pernah melakukan hal-hal buruk di gunung, kamipun pernah khilaf, tapi selalu ada suatu titik perubahan dalam hidup kita. Membawa kantong sampah memang sangat merepotkan, namun jika bukan kita para pendaki yang menjaga kebersihan di gunung, siapa lagi?”

 “Ingat, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak, gunung ini harus kita jaga bersama

Sumber berasal dari berbagai sumber baik lisan maupun tulisan dan juga gambar.

Perlengkapan dalam pendakian

Perlengkapan dalam mendaki gunung atau menjelajah alam hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan. Pendaki harus memasak, makan, tidur dan membersihkan diri yang semua dilakukan sendiri, sehingga pendaki tidak dapat menghindari barang bawaan yang relatif banyak dan berat.

Perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk pendakian ?

1. Sepatu

Sepatu mendaki yang baik selain melindungi kaki dari luka, juga harus nyaman saat dipakai karena harus membawa beban berat dimedan licin, berbatu-batu dan curam. Jenis sepatu boot paling cocok untuk kegiatan ini, karena melindungi pergelangan kaki hingga mata kaki dari kemungkinan terkilir. Pilihlah sol sepatu dengan kembang-kembang besar, ceruk yang dalam. Sepatu yang memiliki tumit sol seperti ini memungkinkan pemakai dapat mencengkram permukaan meski kondisinya ekstrim (curam, licin atau berbatu-batu)

2. Pakaian

Pakaian yang ideal saat mendaki di gunung daerah tropis adalah yang relatif tebal dan menyerap keringat. Celana tidak kaku dan ringan guna melindungi kaki dari goresan duri. Baju dari katun atau wol cukup ideal. Sayang bila telah basah, katun tidak mampu menghangatkan badan, baju dari bahan sintetis misalnya polyester dan acrylics sedikit menyerap keringat tetapi cepat kering, sementara bahan nilon sebaiknya tidak digunakan karena tidak menyerap keringat sehingga keringat akan tetap menenpel pada badan, sebaliknya nylon amat baik menahan hujan sehingga banyak digunakan sebagai ponco. hindari pemakaian pakaian berbahan jeans. Bahan ini sukar kering dan berat disaat basah. Bila mendaki medan yang dirimbuni pepohonan atau semak tinggi dimana terpaan angin tidak kencang, hindari pemakaian jaket saat berjalan, selain menahan keringat yang menempel di badan jaket juga membuat tubuh terasa gerah karena selama berjalan suhu tubuh meningkat akibat pembakaran zat makanan untuk menghasilkan energi. Pada saat istirahat disela pendakian, pembakaran berkurang, dinginya temperatur di gunung dan hembusan angin mengakibatkan pendaki akan menghadapi perbedaan drastis temperatur, oleh karena itu saat beristirahat sebaiknya pendaki mengunakan jaket atau sweater tebal. Bila beristirahat saat hujan sebaiknya menganti baju yang basah dengan baju yang kering.

3. Jaket

Jaket digunakan untuk menahan dingin di puncak atau lokasi kemping saat aktifitas tidak segiat saat berjalan, pilihlah jaket yang berbahan isian (down Jaket) jaket jenis ini cukup tebal dan menahan dingin yang baik, kelemahannya relatif berat dan memakan banyak tempat dalam ransel. Jaket lainnya yang sebaiknya dibawa adalah yang memiliki dua lapisan (double layer) lapisan dalam biasanya berbahan penghangat dan menyeyerap keringat seperti wool atau polartex, sedang lapisan luar berfungsi menahan air dan dingin. Kini teknologi tekstil sudah mampu memproduksi Gore-Tex bahan jaket yang nyaman dipakai saat mendaki, bahan ini memungkinkan kulit tetap bernafas, tidak gerah mengeluarkan keringat dan mampu menahan angin (wind breaking) dan resapan air hujan (water proff) sayang, bahan ini masih mahal.

4. Ransel (carier bag)

Perlengkapan vital pendakian lainnya adalah ransel. Kini banyak jenis ransel terutama berangka dalam, dijual dipasaran fungsi rangka selain menyangga badan ransel tetap tegak mencegah barang didalamya bergeser juga menjaga jarak antara punggung pemakai dari ransel. Akibatnya barang-barang yang keras yang dibawa tidak menyakiti, ransel yang baik dilengkapi tali pengatur sabuk pengendok atau sandang bahu, sandang pinggang atau sabuk pinggang. Sabuk dan tali pengatur itu akan membuat pemakainya nyaman memanggul ransel beserta isinya. Bila pendaki ingin membawa barang bawaan ke bahu dan punggung, kencangkan tali pengatur sandang bahu dan longgarkan sabuk pinggang, sebaliknya bila beban ingin di topang punggung dan pinggang, kencangkan tali sabuk sandang bahu. Ransel berdesain baik, bila rangka bagian bawah saat dipakai ada disekitar pinggang sedangkan lengkungan rangka atas sesuai lengkungan tulang punggung pemakai. Ransel yang memiliki beberapa kantung penutup atau badan memiliki banyak keuntungan. Barang-barang kecil seperti botol air minum, jaket atau kamera yang sering dikeluar-masukkan selama pendakian dapat ditaruh disitu, dengan demikian pendaki tidak perlu membuka-tutup dan mengacak-acak isi ruang utama ransel. Kekurangan pada ransel yang berkantung banyak, akan mengurangi keseimbangan ransel tersebut bila dibawa. Pilihlah ransel berbahan nilon atau kanvas, nilon selain kedap air juga ringan terutama sewaktu basah, akan tetapi kanvas lebih kuat terhadap goresan.

5. Perlengkapan berkemah

Apabila pendakian gunung memerlukan waktu beberapa hari, mau tidak mau perjalanan harus "dibagi " dalam beberapa tahap, setiap tahap selalu memerlukan tempat, waktu dan sarana untuk beristirahat. Tempat istirahat ini juga diperlukan bila pendaki sudah mencapai tempat yang dituju, untuk itu, mau tidak mau pendaki harus membangun kemah. Cara berkemah yang paling aman dan nyaman adalah apabila mengunakan tenda. Sekarang ini banyak ragam tenda dari tenda prisma, piramid atau kubah (dome). Tenda dome belakangan ini lebih banyak digunakan karena mudah dan praktis penggunan maupun saat dibawa, karena tenda dome tidak memerlukan banyak tali dan pasak, untuk mendirikan tenda kubah/dome hanya diperlukan dua rangka utama, untuk itu pilihlah rangka yang terbuat dari alumunium karena lebih baik, ringan dan lentur dibandingkan yang terbuat dari mika.


A. Kantung tidur (slepping bag)

Peralatan penting lainnya adalah kantung tidur (slepping bag)  usahakan kantung tidur tetap dalam keadaan kering, untuk itu  jemurlah disiang hari pada saat berkemah, usahakan kantong tidur dari bahan polar atau bulu angsa, akan meredan panas tubuh dan terasa hangat


B. Perlengkapan Memasak.

Kompor

Beberapa jenis kompor ringan dan ringkas dapat dipilih untuk  memasak di alam terbuka, kompor yang paling irit  terbagi atas berapa macam seperti kompor dengan  bahan bakar padat (Parapin) atau kompor dengan  tabung gas berukuran 250 gram dengan tungkai gas  yang dapat di bawa dengan mudah,

Nesting & Peralatan makan.

Satu set panci yang paling praktis dan murah dibawa adalah  nesting, set panci yang biasa dijual ditoko  perlengkapan militer. Nesting dapat berbentuk kotak atau bulat terdiri dari  atas dua panci berukuran sedang dan satu panci pipih yang dapat digunakan  sebagai piring atau wadah pemotong bahan-bahan masakan.
Bawalah sendok, cangkir dan piring dari melamin atau plastik, bahan ini sukar pecah, mudah  dibersihkan dengan sedikit air dan tisue, bila membawa korek api simpanlah dalam tabung film kaera  agar tidak basah dan lembab.

6. Makanan (logistik)

Makanan yang dibawa seharusnya dapat memenuhi kebutuhan energi pendaki, selama pendakian seseorang membutuhkan sitar 5.000 kalori dan 100 gram protein, kalori dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi nasi. Namin ada baiknya hanya memakan nasi satu kali sehari di kala malam (saat berkemah) alasannya beras realtif berat dan memerluakan waktu yang lama untu memasak serta menghabiskan banyak bahan bakar. Fungsi beras dapat diganti dengan roti, biskuit,coklat, dan hevermut. Hal yang perlu diperhatikan adalah hindari mengkonsumsi makanan yang harus dimasak lebih dahulu selama mendaki, karean hal ini hanya akan merepotkan dan menghabiskan waktu perjalanan. Pilihlah makanan praktis seperti coklat, roti, agar-agar,buah-buahan, dapat juga dibuat mixfood yang terdiri atas kacang, colat, biskuit dan kismis. Umumnya makanan yang paling praktis dibawa adalah makanan awetan yang memiliki kemasan, buka kemasan karton sebelum dimasukan dalam ransel dengan demikian berat ransel dapat berkurang dan makanan yang dibawa tidak banyak memakan tempat didalam ransel.

7. Peralatan lain.

Selain peralatan dan sejumlah perlengkapan, jangan lupa membawa perlengkapan kecil yang terkadang dirasa sepele, namun amat penting. Perlengkapan itu berupa obat-obatan seperti plester, obat merah, tisu basah dan ekring, senter, benang, jarum jahit, jam dan alat tulis. Peralatan yang tidak kalah pentingnya adalah jangan lupa membawa kantong plastik untuk menaruh barang-barang yang kotor dan basah sebelum dicuci dan tas plastik juga berfungsi untuk membawa kembali sampah-sampah pendakian, sampah-sampah sisa makanan atau berkemah, janganlah dibuang begitu saja di alam terbuka, selain megotori, membuang sampah dapat menyulitkan usaha pencarian dan pertolongan bagi pendaki yang tersesat atau mengalami kecelakaan, kerap kali usaha pencarian orang tersesat terbantu dengan petunjuk dari barang2 yg tercecer jangan mengangap segala peralatan akan membebani perjalaan, seorang mungkin saja dapat belajar menyalakan api dari ranting kayu, mencari makan dengan jerat arau menimbun sampah digunumg tetapi penaki gunung yang juga pencinta alam selalau berperinsip leave nothing but footprint, take nothing but picture, kill nothing but time. 
 
Sumber ini berasal dari beberapa sumber lisan maupun tulisan.

Teknik Survival di alam liar

Orang-orang yang senang berpetualang, baik di gunung,hutan atau rimba atau tempat-tempat lain harus selalu sadar akan resiko yang ada pada kegiatan tersebut. Pengetahuan dan pemahaman akan resiko yang mungkin didapat merupakan suatu faktor yang esensial dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan di alam terbuka.


Tekad dan semangat untuk terus hidup, kemampuan teknis dan peralatan penunjang adalah kunci keberhasilan sebuah survival ingat survival bukan bagaimana bisa makan tetapi bagaimana bisa hidup. 

Secara umum, sumber bahaya dapat berasal dari :
  1. Diri kita sendiri (Subjective Danger) dapat kita kontrol.  Misal : keteledoran, kurangnya persiapan, pengetahuan yang minimal dll.
  2. Bahaya dari luar diri kita (Objective Danger). Misal : gempa bumi, badai, banjir, binatang buas dll.
Bahaya di atas ada yang merupakan bahaya bagi orang tertentu tetapi sebaliknya menjadi hal yang menyenangkan bagi orang lain, tentunya bagi yang telah menguasai teknik-teknik hidup di alam bebas.

Survival Sendiri Berasal Dari Kata Survive Yang Dapat Diartikan Sebagai Upaya Untuk Mempertahankan Hidup
Pentingnya mempertahankan hidup (survival) berkaitan dengan munculnya kondisi kritis, yang dapat dipertanyakan di sini: Apa yang menyebabkan kondisi kritis itu muncul atau dengan perkataan lain, aspek apa yang akan kita hadapi dalam situasi survival? secara umum, aspek-aspek ini dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu :
  1. Psikologis : panik, takut, cemas, kesepian, bingung, tertekan dll
  2. Fisiologis : sakit, lapar, haus,luka, lelah dll
  3. Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, angin,vegetasi, fauna dll
ketiga aspek tersebut akan saling mempengaruhi.

Modal Dasar Dalam Menghadapi Survival
  1. Semangat untuk mempertahankan hidup. Seringkali malahan ada orang awam ke alam terbuka menghadapi bahaya pada kondisi yang parah, tetapi karena keinginan untuk tetap hidup tinggi seolah-olah dia mendapat kekuatan yang berlebih untuk mengatasi keadaan tersebut.
  2. Kesiapan diri. Artinya di sini adalah orang yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengantisipasi bahaya-bahaya survival.
  3. Alat pendukung. Peralatan yang dipunyai pada saat survival akan mempengaruhi keberhasilan dan cara survival. Pada saat survival kapak akan lebih berguna daripada kartu ATM.
  4. Usaha Untuk Terlepas Dari Kondisi Survival. Untuk menambah tenaga dan mempertahankan kondisi tubuh serta usaha untuk terlepas dari kondisi survival, ada lima kebutuhan yang harus diusahakan, yaitu :
Perlindungan terhadap ancaman
  1. Perlindungan terhadap cuaca dan faktor-faktor medan buat bivak
  2. Perlindungan terhadap gangguan binatang api unggun
  3. Perlindungan terhadap makanan/minuman beracun/berbahaya pengetahuan botani dan zoologi praktis
  4. Perlindungan yang berasal dari tubuh kita sendiri kenalilah diri sendiri
  5. Perlindungan terhadap penyakit dan cedera obat-obatan dan P3K
Hal yang perlu diperhatikan adalah perlindungan terhadap cuaca dingin karena hal ini yang paling sering mengakibatkan kematian para pendaki. Cara mengatasi ancaman terhadap cuaca dingin ini termasuk salah satu dari teknik survival. Bentuk-bentuk perlindungan yang dapat diusahakan adalah :

Bivak
Tujuan pembuatan bivak adalah sebagai tempat perlindungan yang nyaman untuk melindungi diri kita dari faktor alam dan lingkungan yang ekstrim

Macam-macam bivak :
  1. Bivak alam, menggunakan sarana alam seperti kayu dan dedaunan
  2. Bivak buatan, menggunakan peralatan seperti ponco, jas hujan, flysheet dll
  3. Bivak pengawasan / pengintaian
  4. Bivak pertahanan / perlindungan
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bivak
Kondisi medan
  1. Tempat harus datar / rata / enak buat tidur
  2. Bukan merupakan jalan hewan,manusia atau air
  3. Jangan di bawah pohon yang sudah tua/lapuk atau di bawah tebing yang labil serta jangan terlalu merusak alam sekitar
  4. Dekat dengan sumber air, bukan sarang nyamuk / serangga juga tanaman busuk karena tempat itu tidak sehat dan kurang aman
  5. Aman dari ancaman hewan atau keganasan alam (banjir, lahar,longsor)
  6. Antisipasi : buat parit di sekeliling bivak, tebarkan garam, buat api unggun dll
Fasilitas alam yang menunjang di sekeliling kita dan bahan yang kita bawa :
Pakaian, Usahakan ada pakaian khusus untuk pergerakan dan ada pakaian khusus untuk tidur.
Makanan, Salah satu penunjang bagi perlindungan tubuh yang berasal dari dalam tubuh adalah makanan yang dibutuhkan untuk menambah kalori, memberikan tenaga pada otot, and mengganti sel-sel yang rusak. Sumber-sumber makanan :
Makanan dari hewan
  1. binatang lunak ( cacing, siput, keong dll )
  2. Serangga
  3. Reptil
  4. Unggas
  5. Binatang bertulang belakang
Makanan dari tumbuhan
Tumbuhan terutama memberikan karbohidrat dan seratnya memperlancar pencernaan.
Ciri umum tumbuhan yang dapat dimakan :
  1. Bagian tumbuhan yang masih muda ( pucuk/tunas)
  2. Tumbuhan yang tidak mengandung getah
  3. Tumbuhan yang tidak berbulu
  4. Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap
  5. Tumbuhan yang dimakan oleh hewan mamalia misal : kera
Langkah-langkah yang diperlukan apabila akan memakan tumbuhan :
  1. Makan tumbuhan yang sudah dikenal
  2. Makan jangan hanya satu jenis tumbuhan saja
  3. Jangan memakan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu karena dikhawatirkan mengandung racun alkaloid
  4. Cara memakan buah-buahan yang belum kita kenal adalah dengan mengoleskan sedikit ke tangan tunggu reaksinya, apabila tidak ada rasa aneh (panas, pahit ) berarti cukup aman kemudian ke bibir, lidah dengan prosedur yang sama setelah itu di makan tunggu 30 menit apabila tidak ada reaksi berarti aman.
  5. Sebaiknya masaklah terlebih dahulu bagian tumbuhan yang akan dimakan
  6. Lebih baik jangan memakan jamur karena kebanyakan jamur adalah jenisnya dari yang beracun.
 Contoh tumbuhan yang dapat dimakan :
  1. Umbi tanahnya : talas, kentang, besusu, paku tanah
  2. Bagian batang : umbut muda pisang, sagu, rumput madu
  3. Buah : kelapa, arbei, strawbery hutan, nipah dll
  4. Biji : padi, jagung, rumput teki madura
  5. Bunga : turi, pisang
  6. Daun : rasamala, melinjo, tangkai begonia
  7. Tunas/pucuk : cemara
Api
Selain menghangatkan tubuh, yang paling penting adalah untuk meningkatkan semangat psikologis. Fungsi yang lain : penerangan, memasak makanan/minuman, membuat tanda-tanda/kode, mengusir binatang liar

Air
Air merupakan prioritas dalam survival. Jika kita kekurangan air bisa mengalami dehidrasi (tubuh kekurangan cairan).

Klasifikasi air dalam survival :
Tidak berwarna,berbau dan berasa misal : air mata air, danau, hujan, sungai
  1. Tumbuhan yang mengandung air dan tidak beracun
  2. Tumbuhan beruas-ruas : rotan dan keluarganya
  3. Tumbuhan merambat : lumut and keluarganya
  4. Tumbuhan khusus : kantong semar
Air tercemar tapi dengan proses sederhana dapat diminum : air tergenang, air lumpur
Air tercemar tapi dengan proses yang rumit dapat diminum : air belerang, air rawa
Jejak binatang menyusui dapat menunjukkan lokasi mata air.

Petunjuk penting mengenai penggunaan air oleh Survivor :
  1. Untuk mengatasi rasa haus yang berlebihan dapat dijaga dan diusahakan agar mulut tetap lembab dan basah dengan cara menelan air liur, menghisap ujung kerah baju.
  2. Dalam mengatur makanan disesuaikan dengan persediaan air yang ada.
  3. Jangan minum alkohol sebagai penahan haus ini akan sangat berbahaya
  4. Meminum air seni merupakan tindakan yang salah.
  5. Jangan merokok karena mengakibatkan keringnya tenggorokan dan kehausan
  6. Peralatan pendukung dan usaha berkomunikasi dengan pihak lain. Misal senjata tajam, alat pembuat api dll
Tanda-tanda/kode :
  1. Suara : peluit, teriakan
  2. Cahaya, api dan asap
  3. Kain dan bendera dengan warna kontras dengan lingkungannya
Saran cara memasak bahan survival :
  1. Sayuran / dedaunan di rebus
  2. Umbi-umbian di bakar
  3. Daging binatang di panggang
  4. Buah berair di rebus
  5. Buah berkulit tebal di bakar / di panggang
  6. Biji-bijian di bakar
  7. Akar-akaran di bakar/di panggang
  8. Ikan kecil di bakar / di panggang Ikan besar di rebus dipotong kecil, lalu di bakar / di panggang
Pengambilan keputusan
Satu hal lagi yang juga turut menentukan lamanya kita mengalami survival adalah tindakan yang kita lakukan
  1. Apakah kita akan menetap (survival statis ) ?
  2. Atau bergerak mencari jalan keluar (survival dinamis) ?
Masing-masing mempunyai keuntungan tersendiri . Jika ingin keluar tentunya kita membutuhkan peta dan kompas atau setidaknya pemahaman tentang daerah tersebut.Keberhasilan dalam pengambilan keputusan dalam survival tergantung pada pengalaman dan latar belakang orang yang mengalami survival.
 
Sumber ini berasal dari beberapa sumber baik lisan maupun tulisan .

Dasar orientasi peta

Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat terasah jika sering berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang membantu, dan tidak menjamin jika mengetahui teorinya secara lengkap, maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi. Bahkan seorang jago navigasi yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat mengurangi kepekaannya dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya, atau menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan sesering mungkin akan membantu kita untuk dapat mengasah kepekaan, dan pada akhirnya navigasi darat yang telah kita pelajari menjadi bermanfaat untuk kita.
Pada prinsipnya navigasi adalah cara menentukan arah dan posisi, yaitu arah yang akan dituju dan posisi keberadaan navigator berada dimedan sebenarnya yang di proyeksikan pada peta.
Beberapa media dasar navigasi darat adalah :
Peta
Peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang dilihat dari atas, kemudian diperbesar atau diperkecil dengan perbandingan tertentu. Dalam navigasi darat digunakan peta topografi. Peta ini memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis kontur.
Beberapa unsur yang bisa dilihat dalam peta :
  • Judul peta; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta
  • Nomor peta; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa menggunakannya sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta
  • Koordinat peta; penjelasannya dapat dilihat dalam sub berikutnya
  • Kontur; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang berketinggian sama diatas permukaan laut.
  • Skala peta; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal dilapangan. Ada dua macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau 250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta skala garis berada dibawah skala angka).
  • Legenda peta; adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.

Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960.
Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.
Koordinat
Peta Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi dipeta dalam hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :
1. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate) ; Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30″), dan pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60″).
2. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) ; Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1 mm).
Analisa Peta
Salah satu faktor yang sangat penting dalam navigasi darat adalah analisa peta. Dengan satu peta, kita diharapkan dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang keadaan medan sebenarnya, meskipun kita belum pernah mendatangi daerah di peta tersebut.
Unsur dasar peta;
Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya, pertama kali kita harus cek informasi dasar di peta tersebut, seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta dan sebagainya. Disamping itu juga bisa dianalisa ketinggian suatu titik (berdasarkan pemahaman tentang kontur), sehingga bisa diperkirakan cuaca, dan vegetasinya.
Mengenal tanda medan; 
Disamping tanda pengenal yang terdapat dalam legenda peta, kita dapat menganalisa peta topografi berdasarkan bentuk kontur. Beberapa ciri kontur yang perlu dipahami sebelum menganalisa tanda medan :
Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan
Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah
Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah
Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.
Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:
  • Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah-tengah lingkaran kontur lainnya.
  • Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
  • Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.
  • Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
  • Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
  • Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.
  • Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk
  • Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan

Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan selalu menunjuk arah utara-selatan (meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis). Secara fisik, kompas terdiri dari :
Badan, tempat komponen lainnya berada
Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan megnet lain/tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu/peta dalam posisi horizontal.
Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.
Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni kompas bidik (misal kompas prisma) dan kompas orienteering (misal kompas silva, suunto dll). Untuk membidik suatu titik, kompas bidik jika digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering lebih handal dan efisien.
Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam navigasi darat
Catatan: 
Saat ini sudah banyak digunakan GPS [global positioning system] dengan tehnologi satelite untuk mengantikan beberapa fungsi kompas.
Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:
  1. Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
  2. Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar
  3. Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya
  4. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan
  5. Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.

Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode resection.
Resection
Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas dalam peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas).
Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.
Langkah-langkah melakukan resection:
  1. Lakukan orientasi peta
  2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah
  3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).
  4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.
  5. Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
  6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.

Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai atau tidak diketahui posisinya di peta. Syaratnya, sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.
Langkah-langkah melakukan intersection adalah:
  1. Lakukan orientasi peta
  2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
  3. Bidik obyek yang kita amati
  4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
  5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3
  6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.

Azimuth – Back Azimuth
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:
  • Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
  • Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º

Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
  2.  Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
  3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
  4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).
  5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.

Merencanakan Jalur Lintasan
Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke suatu gunung, tapi dengan menggunakan jalur sendiri.
Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.
Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.
Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika anda punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya. Semakin banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.
Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir. Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.
Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
  1. Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari titik-titik tersebut.
  2. Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya
  3. Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.
  4. Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.
  5. Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.


Penampang Lintasan
Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk di medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan.
Beberapa manfaat penampang lintasan :
  1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan
  2. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan
  3. Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu
  4. Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.

Langkah-langkah membuat penampang lintasan:
  1. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus
  2. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
  3. Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.
  4. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
  5. Tembahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.
 Sumber ini berasal dari beberapa sumber baik lisan maupun tulisan .

Pengertian Survival

Survival berasal dari kata Survive, yang artinya bertahan hidup. Sedang survival sendiri adalah suatu kondisi yang tidak menentu yang dihadapi oleh seorang atau sekelompok orang pada suatu daerah yang asing dan terisolir bagi orang/kelompok yang sedang mengalaminya. Keadaan tidak menentu (survival) ini bisa terjadi pada setiap orang yang tengah melakukan perjalanan, petualangan atau penjelajahan di alam bebas.

Pengetahuan dan tehnik survival harusnya difahami oleh setiap orang, khususnya para penggiat alam bebas/terbuka, hingga apabila suatu saat ia mengalami kondisi ini, paling tidak ia telah mempunyai gambaran serta tindakan apa saja yang harus dilakukannya.

Berhasil tidaknya seseorang atau sekelompok orang keluar dari kondisi survival ini, tergantung dari kesiapan mental dan fisiknya.

Bagi penggiat alam bebas terbuka huruf - huruf dalam kata survival dijabarkan sebagai berikut :

S : Size Up the Situation
Kita harus menyadari bahwa kita berada dalam keadaan yang tidak menentu.
U : Undue Haste Make Waste
Kita harus memikirkan tindakan demi tindakan yang akan kita lakukan, karena tindakan yang terburu-buru cenderung sia-sia
R : Remember Where You Are
Semakin kita mengenali daerah tersebut, kemungkinan keluar dari kondisi ini akan lebih terbuka
V : Vanquish Fear and Panic
Kita harus bisa menguasai rasa takut dan panik, karena itu akan membuat mental kita cepat labil
I : Improvises
Kita harus bisa berimprovisasi, seperti ponco/flysheet dapat dijadikan bivak untuk berlindung, sebuah pembuka kaleng kornet dapat dijadikan mata kail
V : Value Living
Inilah yang terpenting, kita harus terus menumbuhkan dan menjaga semangat "Harus Hidup dan "Harus Hidup"
A : Act Like The Native
Mencoba memahami perilaku dan kebutuhan penduduk sekitar, apabila ada penduduk yang mengambil tumbuhan atau kayu di hutan, kemungkinan bertemu akan ada.
L : Learn The Basic Skill
Belajar dan melatih pengetahuan dan tehnik survival, akan membuat kita lebih siap bila kita menghadapi kondisi survival ini.

Survival Individu

Berada pada keadaan survive seorang diri, selain menghadapi masalah tehnis juga akan mengalami masalah kejiwaan. Sendiri dalam kondisi survival akan mengundang rasa kesepian, bosan, takut ataupun panik. Kesepian dan bosan dalam kondisi ini seorang diri adalah masalah besar yang harus dapat diatasi ataupun dihindarkan, karena hal tersebut dapat menimbulkan rasa tertekan yang bisa menghilangkan semangat dan keinginan hidup saat survival.

Secara Psikologis mencegah kesepian dan kebosanan sama seperti menanggulangi rasa takut dan panik. Jaga pikiran kita dengan mengerjakan sesuatu yang akan berguna bagi kondisi survival ini, tapi tetap menjaga dan memlihara emosi, kesadaran dan fisik kita.

Survival Kelompok

Berkelompok dalam keadaan survival lebih banyak keuntungannya dari pada survival perorangan, karena pada survival perorangan seluruh bahaya akan dihadapi seorang diri. Dengan berkelompok akan tersedia banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan dan adanya komunikasi serta saling menjaga.

Walaupun dalam berkelompok banyak hal yang dapat dilakukan untuk kepentingan bersama tetapi banyak hal juga yang dapat merugikan kepentingan bersama. Menyamakan persepsi, tujuan, prioritas pekerjaan adalah hal yang tak mudah, akan banyak waktu pula yang akan terbuang.

Untuk menjaga agar kebersamaan tetap terkontrol pada keadaan survival kelompok, seluruh anggota harus segera memilih seorang pemimpin. Dimana seorang yang dipilih mempunyai beberapa kretaria yang berhubungan dengan pengetahuan dan tehnik survival.

Dengan mengakui salah seorang dari anggota untuk dijadikan pemimpin sudah dapat menyelesaikan satu masalah dalam kebersamaan.
 
Sumber ini berasal dari beberapa sumber , maupun lisan .